Kamis, 15 Juli 2010

Nyepi Bukan Sepi, Bukan Pula Kesetiaan



Nyepi bukanlah sepi, bukan pula kesepian. Nyepi adalah sebuah kerja spiritual yang tercipta dari sebuah proses berpikir (tafakur). Konon, sekitar abad ke 8 Masehi seorang raja di India bernama Kaniska I sangat tertarik dengan suku bangsa Saka yang berkarakter anti kekerasan, lebih suka berdamai daripada berperang. Sementara sang raja Kaniska I tak henti-hentinya terus berperang, yang walaupun bisa memenangkan setiap peperangan tetapi tidak membuat hatinya tentram. Rupanya, tidak ada ketenangan dan kedamaian bisa dilahirkan melalui peperangan. Akhirnya sang raja Kaniska I menghentikan kebijakan militeristiknya dan mengganti dengan hubungan persahabatan penuh damai dengan Negara-negara tetangga. Saat itulah dimulai ditetapkannya tahun baru Saka untuk mengabadikan suku bangsa Saka sebagai inspirator perdamaian.

Dengan semangat ketenangan dan kedamaian inilah, umat Hindu Bali merayakan pergantian tahun baru Saka ini dengan Nyepi. Melakoni laku tapa terhadap aktivitas kehidupan dalam rentang waktu tertentu. Kerinduan akan ketenangan dan kedamaian ini adalah sifat fitrah manusia. Jauh sebelum itu umat Yahudi menetapkan hari Sabtu (Sabbath) sebagai hari “nyepi”nya mereka. Kemudian umat Islam menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai waktu yang dianjurkan untuk berinstropeksi diri, walaupun masih diperbolehkan beraktivitas tetapi pada bulan ini umat muslim dituntut untuk mengekang dan mengendalikan hawa nafsu.

Nyepi adalah simbol. Tidak makan dan minum adalah isyarat agar kita tidak selalu mengikuti hawa nafsu manusiawi. Bersabar menerima takdir harus dilatih dengan bersabar menahan lapar. Tidak menyalakan api adalah isyarat untuk tidak menyalakan api didalam jiwa kita. Kesombongan, kedengkian dan kemarahan adalah sifat hawa nafsu yang dicitrakan dengan api. Ingatlah pada kisah langit tentang penolakan Iblis bersujud kepada Adam. Iblis adalah citra hawa nafsu yang terbuat dari api. Tidak bepergian adalah isyarat untuk kita selalu ingat darimana kita berasal. Kita adalah makhluk ciptaan dan akan kembali kepada Sang Pencipta. Tidak melakukan hiburan adalah isyarat bahwa disitulah tempat dimana manusia sering lupa akan kesejatian dirinya.

Demikianlah, nyepi bukanlah sepi bukan pula kesepian. Nyepi adalah semangat hidup. Semangat hidup itu ada pada diri kita semua.

Selamat merayakan Hari raya Nyepi dan Tahun Baru Saka 1931 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar