Sabtu, 25 Juli 2009

Tentang Yanti, sahabatku..

Yanti adalah teman satu kuliahku. Kami satu angkatan dan dipersatukan oleh takdir, sama-sama RCD di tingkat 2. Jadi, selama 2 tahun itulah aku bersamanya berjuang untuk bertahan melanjutkan kuliah agar terhindar dari hal yang paling ditakuti mahasiswa waktu itu DO. Monster yang bernama DO itu telah memakan korban beberapa teman kami. Yanti dan aku berhasil terhindar dari marabahaya itu.

Hubungan kami lebih dekat ketika melaksanakan praktek kerja lapang di Perhutani Ciamis. Yanti dan aku satu kelompok bersama 3 teman lainnya. Di sini lah aku mengenal secara dekat Yanti dalam kesehariannya. Orangnya selalu ceria, anak gaul Jakarta-an lah, sedikit kolokan (J), punya rasa empati terhadap teman.

Perjalanan waktu selanjutnya, kami berpisah dalam pembagian jurusan. Sejak itulah hubunganku dengannya hanya sekedar “say hi” kalau bertemu di kampus. Sampai kami lulus aku sesekali saja mengetahui kabarnya. Hanya dari cerita teman yang lain saja aku mendengar bahwa dia kerja di McD, kemudian pindah ke PSN Cikarang, setelah itu kabar tentang dia hanya terdengar sayup-sayup saja…

SAMPAI akhirnya aku mendengar kabar yang mengagetkan tentang sahabatku yang ceria ini, menderita sakit yang cukup parah. Dan facebook mempertemukan kami kembali. Walaupun aku tidak secara khusus berdialog wall to wall dengannya, tapi seringkali aku perhatikan note nya, up-date news nya, atau tulisan lainnya yang sangat berbeda dengan friend list ku lainnya. Tulisannya menggambarkan jelas suasana batinnya.

Kali ini aku memang ingin menulis tentang dan untuk sahabatku ini. Butuh cukup waktu untuk memulainya. Sungguh, tidak mudah untuk masuk ke dalam alam pikiran seseorang yang sedang mengalami ujian berat. Empati tidaklah sesederhana seperti yang gampang diucapkan orang.

Baiklah, aku akan menyapa dia…..

Halo Yanti…

Awalnya gue nggak “ngeh” tentang profil loe, mungkin karena loe pake ID lain. Tak apa lah, hal-hal begitu bukan persoalan prinsip.

Rasanya terlalu “lebay” lah kalo tulisan gue ini sebagai ungkapan berbagi rasa atau nasihat atau apalah namanya, yang ringan-ringan saja.. Anggap saja kita sedang mengobrol sore-sore di tepi pantai Pangandaran tapi gak pake nolongin si Iin mau nyebur ke laut (he.. he.. he.. masih ingat ya..)

Yan..

Dari semua tulisan loe yang ada, menuju ke satu arah yaitu TUHAN. Oleh sebab itu gue juga ingin mengajak loe kali ini untuk berdiskusi tentang Tuhan. Topik ini sebenarnya bukan masalah loe atau gue atau seseorang tapi semua orang, kecuali tentu sekelompok orang yang disebut atheis yang tidak mengakui keberadaan Tuhan.

Yan..

Kegagalan iman seseorang umumnya dikarenakan kita tidak mengenalNYA secara benar. Gue bisa mengatakan ini karena dalam periode tertentu gue pernah gagal juga. Memang, bukan hal yang gampang untuk “mengerti” tentang Tuhan. Dalam kisah-kisah klasik digambarkan bagaimana perjuangan para nabi, para waliullah, para sufi agung menjalani ujian dan pengorbanan yang luar biasa untuk bisa menemukan Tuhan, Sang Maha Pencipta. Sekali lagi, memang tidak mudah.

Yan..

Mungkin jalan bijak yang bisa kita tempuh adalah memisahkan masing-masing wilayah antara kita dan Tuhan. Kita mesti mengerti yang mana wilayah kita sebagai makhluk dan yang mana wilayah Tuhan sebagai sang Khalik, yang mana wilayah kita sebagai hamba sahaya dan yang mana wilayah Tuhan sebagai Sang Majikan (Biggest Boss). Etikanya disini adalah tentunya sebagai hamba yang baik kita tidak memasuki wilayah Sang Majikan kita tanpa ijinNYA, begitu pun sebagai hamba yang baik kita mestinya bersyukur seandainya Sang Majikan masuk kedalam wilayah kita tentunya sebuah kehormatan tiada tara.

Tetapi Yan..

Perbedaan kedua wilayah ini seringkali tidak disadari oleh kita karena gerbang perbatasannya hanya bisa dilihat oleh mata hati. Apa yang selama ini sering terjadi adalah manusia senantiasa memaksakan keinginannya agar selalu dikabulkan oleh Tuhan. Padahal itu sudah masuk ke dalam wilayah Tuhan. Adalah hak Tuhan untuk mengabulkan do’a para hambaNYA. Adalah hak Tuhan juga kapan do’a itu dikabulkan, bagaimana do’a itu dikabulkan. Ini wilayahNYA, tidak bisa kita masuki bahkan didekati pun dengan mengandalkan logika kita tidak akan mampu. Tuhan sangat memahami ciptaanNYA itu artinya Tuhan mengetahui apa yang terbaik untuk makhluk ciptaanNYA. Tak perlu kita paksa-paksa atau kita atur-atur. Bagi Tuhan, merubah nasib makhlukNYA dari miskin menjadi kaya atau sebaliknya, dari sakit menjadi sehat atau sebaliknya adalah semudah ketika DIA menciptakan alam semesta ini.

Yan…

Kalau begitu apa saja yang harus dilakukan di wilayah kita sebagai manusia? Tidak ada jalan lain, ikuti perintahNYA tanpa bertendensi dan berpretensi apapun terhadapNYA, totally devotion. Perintah a b c nya sudah disampaikan oleh para nabi dan rasulNYA dan dicatat dalam Kitab-kitab suciNYA. Bersabarlah terhadap segala ketetapanNYA. Batasnya kesabaran itu di surga.. teruslah berdo’a tanpa mencampuri wilayah Tuhan, seandainya Tuhan seolah-olah tidak menjawab do’a kita di dunia maka DIA menahannya untuk diberikan ke kita di akhirat kelak.

Ahh… Yan, langit pantai pangandaran ini sudah semakin gelap. Angin laut pun sepertinya mau membunuh gue. Kita akhiri saja ngobrol ini. Selamat berjuang memecahkan rahasia-rahasia kehidupan ini. You can do it… you can do it.

Temanmu’

Faisal Mahbub.

Selamat Ulang Tahun Ita, Isteriku.


21 Juli..


Selamat Ulang Tahun Ita Isteriku..

Kudo’akan engkau berlimpah rahmat dan kebahagiaan dariNYA manakala aku, suamimu, belum mampu untuk membuatmu bahagia..


Selamat Ulang Tahun Ita Isteriku..

Kuikhlaskan engkau mengejar impianmu, biarlah kugantikan tugas yang harus engkau lakukan terhadap anak-anak kita tercinta..


Selamat Ulang Tahun Ita Isteriku..

Tetaplah selalu berada di jalan Tuhan, engkau sudah berusaha mempertahankan laku ibadah di tengah-tengah tekanan pekerjaan seberat apapun. Bagiku, itu sudah lebih dari cukup.. Buat apa engkau layani suamimu habis-habisan tetapi dalam melayani Tuhan hanya setengah-setengah ?... dahulukanlah DIA..


Selamat Ulang Tahun Ita Isteriku..

Bersabarlah dalam segala hal yang belum mampu engkau raih.. Syukurilah dengan apa yang sudah kita dapatkan.. lihat lah anak-anak kita… sungguh, mereka lah harta kekayaan kita sesungguhnya.. mari kita jaga dengan segenap jiwa raga kita.


Selamat Ulang Tahun Ita Isteriku..

Tetaplah menjadi isteriku di setiap alam yang akan aku lalui… di dunia dan di akhirat..!


Peluk sayang dari suamimu,


Faisal Mahbub